Pembelian Produk CNI Dapat Langsung Menghubungi Mitra BIsnis CNI an. Syahriana No Hp/Wa : 0853 - 8574 - 7999

Halaman

Selasa, 06 November 2018

SUMBER UTAMA RACUN

Sumber -sumber utama racun yang terdapat dikehidupan kita sehari-hari

  • Udara yang tercemar / polusi udara : WHO sebagai Badan Organisasi Kesehatan Dunia menyatakan, setidaknya seperempat dari seluruh kematian anak usia di bawah 5 tahun disebabkan oleh polusi udara yang buruk. Bahaya polusi udara yang buruk tersebut antara lain memengaruhi kualitas kebersihan air dan udara, di mana keduanya merupakan unsur penting kebutuhan pokok hidup manusia.
Apa itu polusi udara?Polusi udara atau udara yang tercemar, merupakan salah satu hasil dari pengaruh unsur zat yang terbakar. Zat tersebut bisa berupa zat fisik, kimia, atau biologi yang tebakar di atmosfer (lapisan gas yang menyelimuti bumi). Nah, terbakarnya zat-zat tersebut, efeknya dapat membahayakan kesehatan manusia dan makhluk hidup lainnya di bumi.
Polusi udara ini dihasilkan oleh dampak pemakaian kendaraan, limbah udara industri, atau gas sisa pembakaran zat yang digunakan demi kepentingan manusia.
Bagaimana bahaya polusi udara memengaruhi kesehatan?
Bahaya polusi udara terhadap kesehatan manusia nyatanya sangat kompleks. Masalahnya, dari sumber polusi yang terhirup, dampak dan gangguan kesehatannya akan berbeda pula satu sama lain. Bahayanya antara lain, dapat memengaruhi sistem pernapasan (paru-paru), dan sistem peredaran darah tubuh, seperti diare, malaria, dan radang paru atau pneumonia.
Margaret Chan, sebagai Dirjen WHO menyatakan, polusi udara merupakan salah satu bahaya mematikan bagi manusia, khususnya anak-anak. Anak-anak, pada dasarnya belum punya sistem kekebalan tubuh yang kuat. Selain itu, saluran napas yang pendek, memudahkan mereka untuk menerima dampak dari bahaya polusi udara itu sendiri.
Sebetulnya, janin yang sedang dikandung saja sudah bisa terkena paparan polusi udara yang dihirup. Paparan udara yang buruk ini, akan berlanjut hingga usia anak-anak. Tidak jarang, sakit pernapasan seseorang sudah terdeteksi sedari bayi, contohnya seperti radang paru-paru dan asma. Paparan polusi yang akut, dapat menyebabkan respon paru terhadap udara bersih jadi berkurang, dan akhirnya menghambat jalannya udara yang masuk.
Selain itu, senyawa karbon monoksida yang dihasilkan polusi udara, mampu memengaruhi kadar oksigen dalam darah, di mana oksigen penting untuk melancarkan peredaran darah menuju jantung hingga sistem saraf seluruh tubuh. Akibatnya, manusia masa kini rentan terhadap kerusakan sumsum tulang, rusaknya fungsi, ginjal dan juga saraf. Intensitas dan lamanya waktu terkena paparan polusi udara, juga berpengaruh terhadap tingkat bahaya kesehatan yang diterima.
Polusi udara tidak hanya di luar saja, tetapi bisa dihasilkan dari dalam ruangan juga.
Mungkin selama ini, Anda mengira kalau polusi udara hanya ada di jalan raya atau di ruang terbuka pada luar rumah Anda. Nyatanya, bahaya polusi udara dari dalam rumah bisa 5 kali lebih tinggi untuk dihasilkan. Beberapa contohnya adalah asap pemakaian kayu bakar ketika masak, kotoran kasur yang terhirup ketika tidur, penggunaan produk rumah tangga (semprotan berbahan gas, lem, cat warna) yang terbuat dari bahan kimia, asap rokok, dan ketika Anda suka memanaskan kendaraan di dalam rumah.
Bahaya polusi dari rumah tangga seperti di atas, rentan diterima oleh anak-anak karena mereka adalah kelompok yang banyak menghabiskan waktu di dalam rumah. Terlebih lagi, jika emisi karbon yang dihasilkan tinggi dan ventilasi rumah yang buruk, hal tersebut sangat memengaruhi kualitas udara dalam ruangan.
  • Air yang tercemar bahan kimia : Hal ini bisa dilihat pada daerah yang padat penduduk dimana di sungai sudah banyak menumpuk sampah plastic dan juga sampah anorganik lainnya yang membuat kualitas air menjadi lebih buruk. Padahal air yang sudah terkena berbagai jenis pencemar ini sangatlah tidak baik dan berbahaya bagi para penggunanya apalagi kalau sampai dikonsumsi dan masuk ke dalam tubuh maka berbagai penyakit dapat muncul dari air tersebut. Dewasa ini pencemaran air merupakan masalah global yang melanda berbagai negara di dunia. Dampak yang terjadi dengan adanya pencemaran air ini diantaranya adalah sekitar 1400 jiwa meninggal setiap harinya di dunia karena berbagai penyakit yang disebabkan oleh air yang tercemar. Penyebab dari pencemaran air ini lebih banyak disebabkan oleh manusia karena berabagai kegiatan yang dilakukannya seperti pengolahan pabrik dan lainnya. memang ada beberapa pencemaran air yang terjadi karena fenomena alam seperti penyebab gunung meletus, gempa bumi, angin ribut dan lainnya namun jumlahnya lebih sedikit dibandingkan dengan yang dilakukan oleh manusia. 



  • Buah-buahan dan sayur-sayuran yang diimport mengandung bahan beracun : Buah dan sayuran adalah sumber makanan yang hampir setiap hari kita konsumsi. Selain kandungan gizi dan serat yang dikandungnya, buah dan sayuran sudah menjadi sebuah kebiasaan dalam menu sehari-hari. Sebelum kita mengkonsumsi makanan ini, tentunya sudah mengalami berbagai proses pengolahan. Misalnya selama proses penanaman hingga panen, buah dan sayuran telah diberi pupuk dan selalu disemprot dengan aneka pestisida. Ketika musim panen tiba, biasanya buah atau sayuran selalu disemprot 2-3 minggu sebelum dipanen. Tujuannya agar tampak segar dan terhindar dari serangan ulat, belalang atau penyakit lainnya. Lalu disiram atau disemprot dengan air 1-2 hari sebelum dipanen. Hal ini dilakukan untuk menghilangkan berbagai residu pestisida yang sempat menempel saat penyemprotan. Perlakuan ini tentunya tidak masalah sepanjang prosedur yang digunakan sesuai ketentuan. Masalah akan timbul ketika buah atau sayuran yang akan dipanen disemprot dengan berbagai jenis pestisida yang sudah tidak diijinkan lagi bahkan jumlahnya melebihi ambang batas. Selain itu para petani sering menyemprotkan pestisida 1 hari sebelum dipanen. Bahkan tidak disiram atau disemprot kembali dengan air. Cukup hanya dicuci seadanya lalu dipasarkan.
Hal inilah yang mengakibatkan buah dan sayuran terkontaminasi oleh aneka pestisida yang mengakibatkan banyak residu pestisida yang menempel dan mengering pada buah atau sayuran ketika sampai ke tangan konsumen.
 Selain masalah yang terjadi di atas, saat ini juga banyak buah atau sayuran impor diberi zat pengawet agar bisa tahan dan tetap tampak segar dari pusat produksi hingga ke tangan konsumen yang jauhnya bermil-mil. Sebagai contoh, buah anggur atau apel yang diimpor dari negara lain, terlebih dahulu diolah dan dilapisi dengan sejenis zat lilin (parafin) agar tetap tampak segar dan renyah ketika dimakan.


Tabel berikut menunjukkan kandungan Formalin pada beberapa buah dan sayuran impor.

Data lain juga menunjukkan pada bulan April-Agustus 2007 di berbagai pasar buah tradisional dan swalayan di wilayah Bogor menunjukkan bahwa buah-buahan impor mengandung formalin dan pestisida. Formalin ditemukan pada buah apel, durian, pear, wortel, dan lengkeng, baik pada kulit maupun daging buah dengan konsentrasi antara 0,10-122,11 ppm.

Efek terhadap kesehatan

Efek yang ditimbulkan oleh kandungan zat-zat beracun ini dalam tubuh manusia ada yang bereaksi sangat cepat dan ada yang berjalan lambat. Reaksi cepat akan menimbulkan keracunan tiba-tiba sesaat kita mengkonsumsi bahan makanan tersebut. Umumnya hal ini disertai mual, muntah, rasa perih yang hebat, koma, kejang bahkan kematian. Peristiwa seperti ini sudah sering kita lihat.


Sedangkan reaksi yang lambat tidak menimbulkan hal-hal yang aneh dan berbahaya sesaat kita selesai mengkonsumsinya. Namun demikian, lama-kelamaan zat yang terkandung dalam makanan tersebut akan tertimbun dalam tubuh dan menimbulkan berbagai reaksi berbahaya yang secara perlahan-lahan menggerogoti dan merusak sel-sel tubuh.

Setelah tiba waktunya, muncullah berbagai jenis penyakit berbahaya, seperti kanker, ginjal, hati, jantung, stroke, gangguan saluran pencernaan, susunan syaraf pusat, gangguan otak, limpa, atau pankreas. Penyakit ini bisa timbul beberapa tahun kemudian setelah seseorang mengkonsumsi buah atau sayuran yang mengandung zat berbahaya tersebut.


  • obat-obatan, bahan pengawet, dan zat pewarna makanan. : 
  • Daging hewan yang dicemari dengan zat kimia : Masih ingat gak dengan istilah "Rantai Makanan". 
    Mengkonsumsi daging hewan berarti mengkonsumsi "puncak rantai makanan"
    Di alam ini terdapat rantai makanan yang panjang. Tumbuhan memakan sinar matahari,udara dan air, hewan besar memakan hewan kecil.
    Dewasa ini, tanah diseantero dunia telah tercemar bahan kimia beracun (pestisida dan pupuk) Racun ini akan bertahan dalam tubuh hewan yang melahap tumbuhan dan rerumputan.
    Ladang disemprot bahan kimia pembunuh serangga (DDT) yang menurut pakar dpt mengakibatkan kanker,kemandulan dan lever.

    DDT dan pestisida sejenisnya juga mengendap dalam lemak hewan (dan ikan) yang sekali disimpan akan sulit terurai. Akibatnya ketika sapi makan rumput atau pakan, pestisida apapun yang termakan akan disimpan sehingga jika kita memakan daging, kita akan memasukkan kedalam tubuh semua konsentrasi DDT dan bahan kimia lainnya yang "ditabung" selama masa kehidupan hewan tersebut.
    Karena manusia makan pada puncak rantai makanan, kita merupakan pewaris pestisida beracun yang terbesar.
    Fakta menunjukkan, daging mengandung 13 kali lipat DDT lebih banyak daripada sayuran,buah dan rerumputan. Penelitian IOWA State University di Amerika membuktikan bahwa sebagian besar DDT yang tersimpan dalam tubuh manusia berasal dari hewan.

0 Comments:

Posting Komentar